 |
| Kondisi pasar Kota Sigli yang sepi pasca mewabah Civid-19 |
NOA | Sigli - Semenjak merebaknya wabah Covid-19, kondisi Pasar di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, terlihat sepi. Akibatnya, penghasilan pedagang sayur di pasar tradisional tersebut seret.
Dari penelusuran m-noa.com, sejumlah pedagang sayur di Pasar Lama dan Pasar Terpadu Kota Sigli mengaku, sepekan terakhir pendapatan mereka menurun drastis.
Seperti penuturan, Khatijah yang sehari-hari berjualan sayur gula Rampou (sayur campur) di Pasar Lama menyebutkan, sebelumnya dirinya mampu menjual dagangannya hingga 100 tumpuk.
"Sebelum isu ini mencuat, kita bisa menjual 90 hingga 100 tumpuk sayur, namun saat ini paling banyak 70 tumpuk saja," aku Khatijah.
Dilanjutkannya, meskipun sepi pembeli, pihaknya tetap tidak menaikan harga sayur tumpuk yang dijualnya bervariasi, mulai dari Rp3000 sampai Rp5000 rupiah. "Terkait harga, kita tetap sama, walau sepi pembeli," kata Khatijah.
Terkait bahan, lanjutnya, pihaknya mengambil bahan sayur Rampou dari perkebun kampung yang kemudian diolah dengan mencampurkan beberapa jenis sayur.
Hal senada juga dikatakan Ummi Kalsum, Juga apa yang dialami oleh Ummi Kalsum. Pedagang di Pasar Terpadu Sigli itu menuturkan, sepekan terakhir banyak jualannya dibawa pulang kembali karena tidak ada pembeli.
"Ya menurun drastis lah, banyak sayur yang harus kita buwa pulang lagi, karena tidak habis," kata Ummi Kalsum.
Sementara, Wardi, salah seorang pembeli yang kebetulan sedang berbelanja, mengaku, menurutnya sepinya pembeli tersebut karena khawatir dengan kondisi perkembangan Civid-19.
"Walau belum ada ditempat kita yang terjangkiti, jadi kalau mau kepasar, hanya untuk membeli barang yang dibutuhkan saja dan bergegas pulang," aku Wardi.
Untuk diketahui, sebelum mewabahnya Covid-19, Pasar Lama dan Pasar Terpadu Sigli selalu dipenuhi pembeli dan pedagang mulai dari subuh bahkan sering terjadi kemacetan.(AA).
.jpeg)
