Penjual pisang di Kota Sigli untung besar |
NOA | Sigli
- Menjelang Lebaran harga pisang raja, pisang ayam (pisang barangan), dan labu
tanah (labu kuning) disejumlah pasar di Pidie, Provinsi Aceh, mengalami
kenaikan sampai dua kali lipat dari harga lima hari sebelumnya. Kenaikan itu
disebabkan permintaan untuk pembuatan timphan meningkat.
Dedek (32
tahun), pedagang pisang, yang ditemui m-Noa.com, Sabtu (23/05/ 2020), di Pasar
Terpadu Kota Sigli, mengakui, harga pisang, terutama pisang raja dan pisang ayam,
mengalami kenaikan drastis.
“Padahal
lima hari yang lalu, harga per sisirnya cuma Rp12 ribu, sekarang mencapai Rp25
ribu. Ini disebabkan banyaknya permintaan untuk bahan pembuatan timphan, kue
khas Aceh, biasanya dibuat pada malam lebaran dan disuguhi kepada tamu dihari
Lebaran,” aku Dedek.
Selain
permintaan lokal, lanjut Dedek, banyak jenis pisang tadi yang dibawa keluar
daerah, juga faktor cuaca ikut mempengaruhi, dimana disaat musim hujan, banyak
kebun-kebun pisang yang terendam, sehingga mempersulit masa panen untuk dipasok
ke pasar-pasar.
“Kondisi seperti
ini biasanya menyebabkan harga pisang raja dan pisang ayam melonjak drastis. Jadi
bukan karena menjelang Lebaran harganya terus melonjak, faktor-faktor tadi
lebih mempengaruhi harga,” terang Dedek.
Lebih
lanjut, dikatakan Dedek, selain pisang raja, dan pisang ayam, labu kuning juga
merupakan bahan pembuat timphan, sebagai pengganti pisang. “Sekarang harganya
menjadi Rp10 ribu sekilo, atau dua kali dari harga sebelumnya, dan kenaikan ini
dengan alasan yang sama, sehingga harganya menjadi mahal,” imbuhnya.
Dedek juga
menyebutkan, daun pisang muda (pucuk pisang), sebagai pembungkus timphan saat
dikukus, harganya juga ikutan naik. “Dalam beberapa hari ini, saya bisa menjual
sampai 80 sisir, untuk labu tanah 50 Kg perharinya, dan daun pisang muda sampai
150 pucuk, hari-hari biasa penjualan tidak sampai segitu,” jelasnya.(AA).