Bupati Aceh Besar mengecek kesiapan menghadapi bencana dalam apel kesiapsiagaan bencana
NOA l Aceh Besar - Kabupaten Aceh Besar salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang mempunyai potensi yang cukup tinggi terhadap berbagai macam bencana, baik bencana alam maupun non-alam.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Aceh Besar, Ir H Mawardi Ali dalam sambutannya pada kegiatan apel kesiapsiagaan bencana yang dilaksanakan di Lapangan Bungong Jeumpa, Kota Jantho. Rabu (11/11/2020).
"Semua pihak harus mewaspadai segala bentuk kejadian bencana yang mungkin terjadi. Karena bencana selalu terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diduga," kata Mawardi.
Oleh karena itu, lanjutnya, kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi bencana sangat penting agar mampu melakukan tindakan untuk mengurangi risiko ketika terjadi bencana.
"Sebab, Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang mempunyai potensi yang cukup tinggi terhadap berbagai macam bencana, baik bencana alam maupun non-alam," sebut Mawardi.
Dengan beragamnya potensi bencana di Kabupaten Aceh Besar, sambungnya, maka diperlukan upaya kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana.
"Saat ini dengan adanya ancaman global yaitu masuknya penyakit-penyakit infeksi baru ke wilayah Indonesia. Dalam konteks inilah, diperlukan deteksi dini dan respon cepat, baik di pintu masuk negara maupun di tingkat masyarakat," tegas Mawardi Ali.
Sekarang, menurutnya, Indonesia bahkan Aceh sedang mengalami bencana non alam berupa pandemi Covid-19 dimana dengan adanya lonjakan kasus ini harus menjadi perhatian semua.
"Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah untuk mencegah meluasnya penularan dan penyebaran virus corona di Kabupaten Aceh Besar," tegas Mawardi.
Melalui kegiatan Apel Siaga Bencana tersebut, Mawardi Ali mengharapkan partisipasi dari seluruh elemen, baik pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha agar bisa bekerja sama dalam penanganan setiap kejadian bencana yang terjadi dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar kedepannya.
"Upaya kesiapsiagaan adalah suatu siklus yang secara berurut mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelatihan, penyiapan sumber daya peralatan, latihan, evaluasi, tindakan koreksi dan mitigasi," terang Mawardi.
Siklus ini, terangnya, mengisyaratkan bahwa kegiatan kesiapsiagaan tidak pernah berhenti tetapi selalu dinamis karena dituntut adanya tindakan koreksi untuk perbaikan langkah kesiapsiagaan berikutnya, guna menjadikan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana.
"Penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana, merupakan tanggung jawab semua pihak. Oleh karena itu, kerja sama antara pemerintah dan pihak nonpemerintah merupakan hal penting dalam upaya pengurangan risiko bencana," papar Mawardi.
Terakhir, Mawardi Ali berharap, melalui apel siaga tersebut dapat memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup, sesuai fungsi dan peran masing-masing, guna menunjang tugas dan pengabdian kepada masyarakat.(RED).