Iklan

Ketua DPD RI Sampaikan 7 Harapan untuk IGI dalam Seminar Nasional di Rakernas IGI di Bengkulu

REDAKSI
4/10/21, 11:16 WIB Last Updated 2021-04-17T08:25:26Z
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat membuka Rapat Kerja Nasional dan Seminar Nasional Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Kota Bengkulu, Sabtu (10/4/2021).

NOA | Bengkulu - Komite III DPD RI yang membidangi pendidikan siap memperjuangkan kepentingan para guru. Demikian dikatakan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat membuka Rapat Kerja Nasional dan Seminar Nasional Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Kota Bengkulu, Sabtu (10/4/2021).
 

Dalam kesempatan itu, LaNyalla yang didampingi Senator asal Bengkulu, Ahmad Kanedi dan Eni Khairani, serta Senator yang juga Ketua Komite III Sylviana Murni, Ketua Komite I Fachrul Razi, juga Senator Evi Apita Maya (NTB) dan Bustami Zainuddin (Lampung), menyampaikan 7 harapannya kepada Ikatan Guru Indonesia (IGI) agar pendidikan berkualitas dan bermartabat bisa tercapai.


Dari IGI hadir menyambut Ketua Dewan Pembina Ikatan Guru Indonesia Marjuki, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Danang Hidayatullah, juga utusan IGI dari 34 Provinsi di Indonesia. Tampak hadir juga Wakil Walikota Dedi Wahyudi, dan Asisten II Pemerintah Provinsi Bengkulu Yuliswani. 


"Melalui Komite III, DPD RI insya Allah akan selalu berpihak kepada kepentingan para guru. Utamanya dalam mewujudkan suksesnya pendidikan dalam kualitas dan kuantitas di Indonesia," kata LaNyalla yang ayahnya juga pendidik di Universitas Airlangga Surabaya. 


Hanya saja, Senator asal Jawa Timur ini berharap IGI melakukan tujuh hal agar dapat berkontribusi untuk Pendidikan Berkualitas dan Bermartabat.


"Pertama, kita ingin IGI konsisten untuk melakukan program kerja peningkatan kualitas guru, terutama yang dapat menjangkau guru di daerah-daerah tertinggal, di pulau terdepan dan pulau terluar di Indonesia. Kedua, memberikan pelatihan metode pembelajaran yang adaptif terhadap globalisasi dan era disrupsi," katanya. 


Harapan ketiga yang disampaikan LaNyalla adalah tetap memberikan penekanan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran kepada anak didik. Sedangkan keempat, IGI wajib untuk konsisten memperjuangkan peningkatan kesejahteraan guru dan hadir sebagai wadah yang memperjuangkan hak-hak guru yang independen.


"Sebagai harapan kelima, kita minta IGI selalu "belajar" akan hal-hal baru. Karena guru harus menjadi sosok yang memberi inspirasi bagi anak didik. Keenam, IGI sebagai organisasi juga harus menjadi inspirasi bagi anggotanya, sekaligus bagi wadah organisasi guru yang lainnya," ujarnya. 


Sebagai harapan terakhir, Ketua Kehormatan Kadin Jawa Timur itu mengatakan IGI sebagai organisasi harus mampu melakukan sinergi dan komunikasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan organisasi profesi guru lainnya untuk bersama-sama berjuang demi guru dan dunia pendidikan Indonesia.


"Di daerah pemilihan saya, di Jawa Timur, masih ditemukan fakta di lapangan guru yang mendapat honor sangat jauh di bawah standar kebutuhan hidup selama satu bulan. Masih jauh di bawah UMR buruh pabrik," katanya. 


Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu menilai fenomena tersebut sangat ironis. Karena, lanjutnya, buruh pabrik menghadapi mesin dengan output produk barang. Sedangkan guru harus mendidik manusia dengan output produknya adalah moral dan akhlak atau budi pekerti para penerus tongkat estafet bangsa dan negara ini. 


"Sudah saatnya kita memiliki pandangan seperti Jepang. Seperti yang sama-sama kita ketahui, setelah menderita kehancuran akibat Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki, yang pertama dilakukan pemerintah Jepang adalah mengumpulkan para guru. Artinya, proses belajar mengajar dan pendidikan menjadi bagian penting dari percepatan kebangkitan Jepang setelah mengalami kehancuran di tahun 1945, bersamaan dengan kemerdekaan Indonesia," jelasnya.


Dalam kesempatan itu, LaNyalla juga memberikan apresiasi untuk IGI yang kepengurusannya telah menyebar di 34 Provinsi dan di 514 kabupaten/kota di Indonesia. Termasuk menjangkau daerah-daerah terpencil seperti Kabupaten Kaerom, Biak Numfor, Yalimo di Papua dan daerah lainnya. Bahkan ada kepengurusan di luar negeri.


"Saya juga angkat topi, karena IGI juga telah mampu menerapkan pola pelatihan  peningkatan kualitas anggota berbasis internet. Sehingga mampu menjangkau pelosok negeri dan memotong birokrasi organisasi. Sehingga dapat disebut IGI adalah sebuah organisasi modern yang efektif," pujinya. (**)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ketua DPD RI Sampaikan 7 Harapan untuk IGI dalam Seminar Nasional di Rakernas IGI di Bengkulu

Terkini

Adsense