Salah seorang tokoh muda Woyla, T. Ediman Saputra, SH mengakui, menanggapi isu lingkungan di Woyla, pihaknya bersama masyarakat Woyla menelusuri penyebab terjadinya pencemaran lingkungan keruhnya Krueng Woyla Aceh Barat.
“Hasil penelusuran kami sejak Kamis hingga Minggu 11 April 2021 Krueng Woyla masih keruh airnya, semula kami menduga adanya aktivitas tambang emas milik PT Magellonic Garuda Kencana (MGK),” kata T. Ediman Saputra, Minggu (11/4/2021).
Namun, lanjutnya, setelah ditelusuri lebih jauh dengan melakukan pengecekan langsung di PT. MGK didapati perusahan tersebut sejak hari Kamis tanggal 8 April 2021 telah libur tidak ada aktivitas penambangan di perusahaan tersebut.
“Aktivitas perusahan penembangan ini sudah libur beroperasi, namun air sungai Krueng Woyla masih keruh dan mencemari lingkungan sungai itu,” aku Ediman.
Tidak paus dengan itu, lanjutnya, kemudian pihaknya terus menelusuri kesejumlah desa di daerah aliran sungai (DAS) Krueng Woyla hingga ke Desa Geudong, Desa Tungkop, Desa Sarah Perlak dan Desa Lancong.
“Dari penelusuruan lanjutan ini kami mendapatkan adanya aktivitas tambang emas yang diduga illegal di tengah sungai tepatnya di Kecamatan Sungai Mas yang mengalir ke Krueng Woyla Aceh Barat,” papar Ediman.
Mendapati hal itu, tegasnya, pihaknya bersama masyarakat meminta kepada Dinas DLHK Aceh Barat untuk dapat meninjau langsung ke lapangan guna menuntaskan isu tersebut.
“Pihak Dinas DLHK harus turun langsung mengecek informasi itu, sehingga pencemaran lingkungan air di Krueng Woyla ini dapat diatasi,” harap Ediman.(Vian/RED).