Iklan

Skema Subsidi Resi Gudang, Bakri Siddiq: Semoga Tingkatkan Kesejahteraan UMKM

REDAKSI
10/04/22, 20:29 WIB Last Updated 2022-10-04T13:29:14Z
Banda Aceh – Pj Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq turut hadir dan memberikan sambutan pada acara Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan Skema Subsidi Resi Gudang (SRG) antara BSI dengan
BAPEBBTI Pusat, Selasa (4/10/2022) di Hotel Hermes Palace Banda Aceh.

Dalam sambutannya, Bakri Siddiq menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada BSI dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Pusat atas hadirnya program tersebut.

Ia menyambut baik implementasi Sistem Resi Gudang yang dinilai dapat memberdayakan petani, dan tentu saja di Banda Aceh bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Tentu saja, kami atas nama Pemko memberi apresiasi dan mendukung upaya Sistem Resi Gudang atau tunda jual yang jadi pendorong ekonomi masyarakat, terutama petani dan pelaku UMKM,” ujarnya.

Lanjut Bakri Siddiq, adanya Sistem Resi Gudang (SRG) menjadi salah-satu upaya menjaga stabilitas cadangan dan sistem logistik pangan.

Pun begitu, Bakri Siddiq mengatakan program SRG tersebut perlu dilakukan edukasi dan dinas terkait harus melakukan penyuluhan-penyuluhan.

"Ketika musim panen, biasanya supply berlebih dan membuat harga turun. Saat kondisi inilah maka resi gudang menjadi penting,” kata Pj Wali Kota.

Dalam kesempatan ini, ia juga berharap kepada BAPEBBTI sebagai otoritas dapat memperbanyak sosialisasi kepada masyarakat akan manfaat sistem resi gudang.
“Salah satu manfaatnya adalah menjaga kestabilan harga. Harapan kita tentu pemilik komoditas kesejahteraannya meningkat,” harap Bakri Siddiq.

Sebagaimana diketahui, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus mendorong meningkatkan pembiayaan pada sektor pertanian dan UMKM, khususnya di Provinsi Aceh dengan skema subsidi resi gudang untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan pelaku UMKM.

Direktur Retail BSI Ngatari mengatakan, pembiayaan skema subsidi resi gudang merupakan komitmen BSI mendukung program pemerintah dalam upaya membantu UMKM pada sektor pertanian.

Hal itu untuk memperoleh pembiayaan sehingga dapat menjaga kesinambungan produksi komoditi yang berdampak pada peningkatan penghasilan dan kesejahteraan petani.

“Pembiayaan Skema Subsidi Resi Gudang dapat diakses oleh petani melalui kantor cabang BSI yang tersebar di wilayah Provinsi Aceh dengan plafond pembiayaan maksimal Rp500 juta dengan pricing setara eff. 6% per tahun atau sama dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR),” kata Ngatari.

Sebelumnya pemerintah menyiapkan solusi untuk mempermudah akses pembiayaan petani melalui mekanisme Sistem Resi Gudang (SRG).

Berdasarkan UU Nomor 6/2006 tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana diubah oleh UU Nomor 9/2011 menetapkan bahwa Resi Gudang yang diterima petani ketika menyimpan hasil panennya di suatu gudang, baik milik pemerintah atau swasta, dapat dijadikan agunan.

Kemudian dalam peraturan itu ditentukan 10 komoditas yang dapat disimpan yaitu gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan dan garam dengan persyaratan mutunya masing-masing.

Dengan menggunakan resi gudang sebagai jaminan, petani pada umumnya dapat memperoleh pinjaman hingga 70 persen dari nilai resi gudang. Pemerintah juga menawarkan Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG) yang memberikan bunga rendah kepada petani yaitu 6 persen per tahun.

“Alhamdulillah pada tahun 2022 BSI telah mendapatkan persetujuan kuota pembiayaan resi gudang sebesar Rp 10 Miliar,” lanjut Ngatari.

Ngatari berharap dengan penandatanganan perjanjian kerja sama pembiayaan skema subsidi resi gudang ini dapat mendukung pengembangan para petani dan UMKM sektor pertanian khususnya di wilayah Provinsi Aceh, sehingga dapat berkontribusi positif terhadap kebangkitan ekonomi ummat.

“Semoga kehadiran Bank Syariah Indonesia memberikan manfaat bagi petani dan pelaku UKM di Aceh. BSI akan terus membawa nilai-nilai inklusifitas serta menerapkan penuh prinsip-prinsip syariah dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dan selalu terbuka dan terus meningkatkan sinergi kedepannya,” ujarnya.

Sebagai informasi, BSI di Provinsi Aceh telah menyalurkan pembiayaan mikro sebesar Rp4,21 Triliun dengan total lebih dari 115.000 nasabah.

Pembiayaan segmen Mikro di provinsi Aceh telah mencatatkan pertumbuhan sebesar 375 Miliar (10%) secara year on year (YoY) dan berhasil menyalurkan KUR Syariah sampai dengan September 2022 sebesar Rp2,13 Triliun.

BSI juga berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan segmen UMKM. Diantaranya melalui peningkatan pembiayaan di sektor UMKM yang mencapai Rp39,4 Triliun secara nasional dengan kualitas yang tetap terjaga. Angka tersebut merupakan 23,05% dari total penyaluran pembiayaan BSI.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Skema Subsidi Resi Gudang, Bakri Siddiq: Semoga Tingkatkan Kesejahteraan UMKM

Terkini

Adsense