Iklan

Strategi Tata Kota dan Atasi Kemacetan Pj Walikota Banda Aceh Tuai Apresiasi

REDAKSI
10/21/22, 13:25 WIB Last Updated 2022-10-21T06:25:02Z
Banda Aceh - Kerja keras dan kerja cerdas Pj Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq dalam menata kota menuai apresiasi dari sejumlah pihak.

Seperti yang diungkapkan Wakil Ketua II Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO) Provinsi Aceh, Salman ST, MT. Menurutnya program penataan kota yang dilakukan oleh Pj Walikota patut diapresiasi. "Apa yang dilakukan Pj Wali Kota Banda Aceh dengan program penataan kota seperti pelebaran jalan dan penataan bantaran Krueng Aceh patut kita apresiasi," kata Salman yang juga Sekretaris Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Aceh itu, Jum’at (20/10/2022).

Katanya, Banda Aceh yang hanya memiliki luas sekitar 61 Kilomter per segi memang dibutuhkan pemikiran-pemikiran yang visioner. Salah satu persoalan yang kerap muncul adalah kemacetan, persoalan itu disebabkan oleh laju pertumbuhan kendaraan tidak dibarengi dengan penambahan ruas jalan.

Pelebaran beberapa ruas jalan, menurut Salman merupakan langkah konkrit mengatasi kemacetan. Selain memberi kenyamanan bagi warga kota yang melintas, pelebaran jalan juga dapat menekan angka kecelakaan. Begitu juga dengan rencana melanjutkan mega proyek Banda Aceh Outer Ring Road (BORR) dan proyek Flyover Pango.

Ia mengatakan, kebijakan tersebut memiliki nilai jual pariwisata karena melintasi pantai dan pusat kegiatan ekonomi. Diantaranya Pelabuhan Ulee Lheue, Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, terkoneksi dengan jalan tol dan Pelabuhan Krueng Raya dan Bandara SIM.

“Jalan itu juga bisa dimanfaatkan untuk jalan evakuasi jika terjadi bencana di Banda Aceh dan sekitarnya. Jadi banyak manfaatnya,” tambah Salman.

Terkait dengan pembangunan Jembatan Pango, ia menilai Banda Aceh akan memiliki jalur alternatif yang bisa diakses masyarakat kota dan sekitarnya dalam beraktifitas.

Sementara, penataan bantaran Krueng Aceh juga akan menunjang sektor pariwisata.

Salman pun menilai, sangat tepat Mendagri menunjuk Bakri Siddiq memimpin Banda Aceh. Sebagai sosok yang ahli di bidang perencanaan dan juga pejabat eselon II kementerian yang punya link ke berbagai instansi dan lembaga di tingkat pusat.

“Bakri Siddiq dinilai menjadi pilihan yang tepat menata Banda Aceh sebagai ibukota provinsi,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, sejumlah titik di Banda Aceh menjadi langganan kemacetan, terutama di jam-jam sibuk.

Ruas jalan sering terjadi kemacetan diantaranya Jalan Hasan Saleh Neusu dan juga Jalan Sultan Iskandar Muda, tepatnya mulai dari jembatan setelah Simpang Empat Punge hingga samping rumah Pangdam ke arah Blang Padang.

Untuk mengatasi persoalan kemacetan tersebut, Pemko Banda Aceh akan melakukan pelebaran jalan di titik-titik yang selalu menjadi langganan macet tersebut.

Hal tersebut disampaikan Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq saat temu ramah dengan awak media beberapa hari yang lalu.

Bukan hanya itu, dengan melobi pemerintah pusat, jalan Banda Aceh Outer Ring Road yang telah lama diwacanakan akan kembali dilanjutkan pembangunannya.

Begitu juga dengan proyek Flyover Pango, termasuk penataan pinggiran Krueng Aceh mulai dari Jembatan Pante Pirak hingga Jembatan Peunayong.

“Ini semua telah masuk dalam rencana umum Kementerian PUPR pada 2025 mendatang,” ungkap Bakri Siddiq.

Katanya, ia dan jajaran telah melakukan lobi-lobi dana pembangunan ke Pemerintah Pusat.

“Senin, 5 September lalu, saya melakukan kunjungan kerja ke Gedung Direktorat Jendral Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta. Di sana saya menyerahkan proposal sejumlah program pembangunan yang akan kita jalankan di tahun depan,” ungkapnya.

Bakri Siddiq kemudian menyebutkan, hasilnya sangat menggembirakan bagi masyarakat kota karena Kementerian PUPR langsung menyahuti berbagai program usulan, termasuk pembangunan pelebaran sejumlah ruas jalan.

“Pemerintah pusat akan menggelontorkan DAK 2023 senilai Rp37,4 miliar lebih, plus APBN Rp10,5 miliar untuk Banda Aceh. Totalnya mencapai Rp47,9 miliar,” ungkap Bakri Siddiq.

Lanjutnya, dana jemputan tersebut akan digunakan untuk pembangunan dan peningkatan infrastruktur air minum, sanitasi, perumahan dan permukiman hingga jalan.

Untuk pelebaran jalan, Pemko akan melakukan penanganan long segment tehadap Jalan Hasan Saleh di kawasan Neusu. Mulai dari Simpang Lamlagang
hingga Lapangan Jasdam.

"Dengan anggaran Rp11,1 M, akan kita rekonstruksi jalan yang sudah mulai terasa sempit itu,” kata Bakri Siddiq.

Selain itu, ia juga mengungkapkan telah menyampaikan beberapa usulan program lainnya kepada pemerintah pusat.

"InsyaAllah Banda Aceh Outer Ring Road akan dilanjutkan pembangunannya. Begitu juga dengan proyek Flyover Pango. Termasuk penataan pinggiran Krueng Aceh mulai dari Jembatan Pante Pirak hingga Jembatan
Peunayong. Ini semua telah masuk dalam rencana umum Kementerian PUPR pada
2025 mendatang,” tambahnya.

Selain itu, ia juga meminta pelebaran Jalan Sultan Iskandar Muda, mulai dari jembatan setelah Simpang Empat Punge hingga samping rumah Pangdam ke arah Blang Padang.

Titik ruas jalan nasional tersebut, katanya, terlalu sempit sehingga selama ini sering terjadi kemacetan.

“Permintaan itu pun langsung disahuti dan akan dikerjakan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh tahun depan dengan menggunakan APBN. Nominal pelebaran jalan beserta jembatan itu Rp10,5 M,” ujar Pj Wali Kota.
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Strategi Tata Kota dan Atasi Kemacetan Pj Walikota Banda Aceh Tuai Apresiasi

Terkini

Adsense