Banda Aceh - Melalui ajang Kadin Impact Award, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, mendorong Kadin di seluruh Indonesia untuk menggali potensi ekonomi dan bakat daerah dengan memperlihatkan berbagai program unggulan terkait pengembangan UMKM. Dengan tema "Satu Kadin Membangun Bangsa," ajang ini merupakan bentuk apresiasi Kadin Indonesia terhadap Kadin di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota yang telah mengembangkan program-program dengan dampak ekonomi dan sosial yang positif.
Kadin Indonesia melanjutkan rangkaian kunjungan dalam rangka penjurian Kadin Impact Award ke Kadin Aceh yang mengajukan program Konsorsium Bawang Merah Aceh. Program ini telah memberikan dampak positif melalui pembinaan kepada para petani dalam membudidayakan bawang merah serta turut berkontribusi dalam membangun komunitas masyarakat yang berkelanjutan untuk memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.
"Kadin Indonesia mengapresiasi Kadin Aceh atas program inovatif mereka yang telah memberikan dampak nyata dalam pengembangan sektor pertanian, khususnya dalam budidaya bawang merah. Melalui Kadin Impact Award, Kadin Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong para pelaku usaha Indonesia dalam memajukan ekonomi daerah demi pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid.
Konsorsium Bawang Merah Aceh, melalui pendekatan inovatif dan berkelanjutan, telah berhasil menjadikan bawang merah sebagai stabilisator harga di provinsi Aceh. Dari upaya yang dilakukan oleh Konsorsium melalui sistem pengaturan pola tanam dan penyediaan cold storage yang bermitra dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga bawang merah yang sangat tinggi berhasil ditekan.
“Dengan adanya pengaturan jadwal tanam, harga bawang merah berhasil turun hingga 65% menjadi Rp 25.000 pada akhir Juli 2022 dibandingkan sebelumnya Rp 70.000. Inisiasi yang dilakukan Konsorsium Bawang Merah Aceh berhasil menciptakan stabilitas harga dan memastikan pasokan bawang merah yang memadai bagi masyarakat, sehingga memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga angka inflasi di provinsi Aceh” kata Zakaria A. Gani selaku Ketua Konsorsium Bawang Merah Aceh.
Dampak positif lain dari Konsorsium Bawang Merah Aceh juga terlihat dari pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar melalui dua pola pengelolaan yang diterapkan, yaitu Kebun Inti dan Kebun Plasma. PT. Malina Jaya Sakti sebagai Ketua Konsorsium Bawang Merah menargetkan pembukaan lahan seluas 1.000 hektar di wilayah Pidie dan Pidie Jaya.
Dengan penduduk Aceh yang mencapai 5 juta jiwa, diproyeksikan bahwa sekitar 29% dari jumlah penduduk tersebut akan terserap dalam sektor pertanian. Hal ini memberikan solusi yang signifikan dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dengan menjadi bagian dari Kadin Impact Award melalui program Konsorsium Bawang Merah Aceh. Program ini telah membuktikan keberhasilannya dalam mengatasi tantangan yang dihadapi petani dan pelaku usaha di Aceh, serta memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan program ini dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat sektor pertanian di Aceh,” ujar Ketua Umum Kadin Provinsi Aceh, M. Iqbal
Inisiatif Konsorsium Bawang Merah Aceh menjadi bukti nyata dampak positif peranan Kadin Aceh dan Kadin Indonesia untuk terus mendorong inovasi dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di seluruh Indonesia. Kadin Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung dan mengakui upaya-upaya yang berkontribusi dalam mewujudkan visi "Satu Kadin Membangun Bangsa".
"Kadin Indonesia bangga mendukung program-program inovatif dari Kadin Provinsi, Kota, dan Kabupaten. Konsorsium Bawang Merah Aceh adalah contoh yang luar biasa bagaimana kolaborasi yang inklusif dapat berdampak positif bagi perekonomian daerah. Karena itu saya sangat menyambut baik kolaborasi Kadin Aceh bersama PT Malina Jaya Sakti, Bapanas, Baitul Mal, Unsyiah, dan petani plasma. Saya berharap inisiatif ini dapat meluas dan direplikasi di daerah lain," tutup Arsjad Rasjid.
Tentang Kadin
Berdiri pada tahun 1968 dan ditetapkan berdasarkan hukum pada 1987, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia merupakan organisasi payung bagi seluruh kamar dagang dan serikat bisnis Indonesia, termasuk kamar dagang yang berasal dari luar negeri di Indonesia.
Kadin Indonesia bertindak selaku suara sektor swasta dan menjalin hubungan erat dengan pejabat pemerintahan. Misi Kadin Indonesia adalah untuk mendukung perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara vital, berkelanjutan, dan adil. Jaringan Kadin Indonesia yang mencakup 34 Kadin Provinsi dan 544 cabang distrik mewakili suara seluruh serikat bisnis meliputi semua sektor relevan dari ekonomi Indonesia.
Bermitra dengan lembaga pemerintahan kunci, Kadin Indonesia merupakan mitra aktif dalam reformasi bisnis dan ekonomi. Kadin Indonesia adalah titik kontak pertama bagi perusahaan asing, dan membuka pintu menuju sektor swasta di Indonesia yang dinamis.***