Terkadang, berbagai jenis kendaraan harus mengantri dari arah Banda Aceh ke Medan atau sebaliknya. Kondisi itu terjadi menyusul musim penghujan yang terjadi dalam sebulan terakhir di daerah itu.
Selain itu, percikan lumpur kendaraan roda empat juga mengancam pengendara motor. “Sudah berlangsung lama tanah lumpur itu pak, semakin lama jalan semakin sempit, sehingga berbagai jenis kendaraan harus mengantri,” ujar Rahmad, warga setempat, kepada Awak media Minggu (26/12).
Diminta, Balai Pembangunan Jalan Negara (BPJN) Provinsi Aceh untuk segera turun ke lokasi guna membersihkan tanah lumpur di atas badan jalan dan membuat takut, sehingga tanah bukit tidak amblas ke atas badan jalan di saat musim penghujan.
“Hemat kami, di lokasi ini perlu dibangun drainase atau parit jalan dan talud sepanjang 100 meter, sehingga tanah dari aktivitas galian-C tidak lagi amblas ke atas badan jalan. Jika terus dibiarkan, maka tentu akan berdampak ke pengguna jalan,” timpa Rahmad.
Camat Idi Rayeuk, Rudy Saputra, S.STP, M.AP, terpisah mengakui jalan negara di Desa Buket Pala, terjadi penyempitan. Kondisi tersebut akibat amblesnya tanah bukit hingga mengakibatkan lumpur mencapai radius 100 meter.
Pihaknya mengakui adanya pembangunan drainase agar genangan air disaat musim penghujan mengalir ke arah hilir. “Tapi tanah bukit di hulu terus menimbun badan jalan, sehingga setiap musim hujan terjadi genangan hingga berdampak terhadap pengguna jalan,” kata Rudy.
Kami berharap instansi terkait segera menangani, baik pembangunan talut maupun drainase yang memadai, karena malam hari kerap jatuh korban akibat terpeleset di atas lumpur. Jika hujan lebat, maka lumpur akan terus bertambah di atas badan jalan, sehingga pandangan jalan terganggu,” pungkas Rudy Saputra.
.jpeg)
