Iklan

Bahas Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, Disbudpar Aceh Gelar Dialog di Museum Aceh

REDAKSI
2/24/22, 12:43 WIB Last Updated 2022-02-24T05:52:37Z


Banda Aceh - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar dialog pariwisata di Museum Aceh, Kota Banda Aceh, Rabu (23/2/2022) malam. Dialog ini membahas kepariwisataan dan ekonomi kreatif Aceh.


Kegiatan yang dimoderatori Kadisbudpar Aceh Jamaluddin tersebut menghadirkan narasumber Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa, Dirjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Dikti Ristek) Kemdikbud Ristek Prof Nizam dan Ketua Rombongan Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih serta Illiza Sa'dudddin Djamal Anggota DPR RI Komisi X asal Aceh. Sedangkan para peserta dari komunitas pelaku industri pariwisata di Aceh.


Anggota Komisi X DPR RI, Fikri menyampaikan Aceh memiliki kekhasan. Jadi, ia berharap para pelaku wisata yang hadir pada malam ini memberikan ide atau gagasan kepada pihaknya, untuk disinergikan dengan pemerintah pusat.


“Ekonomi kreatif itu basisnya dengan ide gagasan. Mata uang anda adalah ide gagasan. Kalau di Aceh ada hal-hal yang spesifik dan khas, sampaikan kepada kami. Hak kekayaan intelektual itu perlu pendampingan, jangan sampai banyak produk Aceh yang ditiru orang kita enggak dapat apa-apa, jangan sampai itu terjadi,” katanya.


Deputi Bidang Produk Wisata dan Event Kemenparekraf, Rizki Handayani menilai, pariwisata Aceh sebelum pandemi sangat potensial dan dikenal wisatawan Malaysia dengan wisata religinya.


“Banyak sekali wisatawan dari Malaysia ke sini untuk melakukan kegiatan keagamaan di momen-momen hari besar Islam. Jadi (industri pariwisata) itu semua sudah terbentuk,” ucap Rizki.


Rizki menuturkan, kunjungan wisatawan dalam negeri juga harus dipikirkan oleh para pelaku pariwisata di Aceh.


“Lebih baik kita kembangkan Aceh ini menjadi wisata ramah muslim. Mari kita kembangkan Islam di Aceh yang rahmatan lil alamin untuk semua,” sebutnya.


Pejabat Kemenparekraf yang akrab disapa Kiki ini juga menilai, pengelolaan event di Aceh sudah bagus.


“Saya pernah melihat event Tari Saman, itu juga luar biasa. Tapi jangan hanya bertumpu dengan event saja, destinasinya juga, seperti di Sabang dengan wisata baharinya, dan Gayo juga harus didorong dengan wisata kopinya,” pintanya.


Sementara itu, Dirjen Dikti Ristek, Prof Nizam mengatakan banyak program Kemdikbud Ristek yang bisa disinergikan dengan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Aceh.


"Saya harap pelaku usaha Perekraf bersinergi dengan kampus. Kita akan berbagi, misalnya dengan mengembangkan kuliner baru, nanti akan kita dampingi dengan pendanaan dari pemerintah", katanya.


Selanjutnya dialog santai ini berlangsung dengan penyampaian masukan dari perwakilan komunitas pelaku pariwisata di Aceh seperti Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI) dan Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI).***

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Bahas Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, Disbudpar Aceh Gelar Dialog di Museum Aceh

Terkini

Adsense