Jakarta - Anggota Komisi III DPR H Muhammad Nasir Djamil SAg MSi berharap momentum Laporan Tahunan Mahkamah Agung yang digelar, Selasa (22/2), menjadi budaya yang baik dalam mendorong perbaikan lembaga peradilan.
“Semoga Laporan Tahunan Mahkamah Agung ini menjadi budaya yang baik dalam mendorong perbaikan lembaga peradilan dan kualitas putusan para hakim,” terang politisi PKS asal Aceh itu kepada wartawan.
Nasir Djamil yang menghadiri Laporan Tahunan MA secara virtual mengungkapkan bahwa keberadaan hakim di Indonesia mewakili Tuhan di dunia. Karena itu pula, dalam setiap keputusan pada lembaga peradilan, hakim wajib mencantumkan irah-irah ‘Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa’.
“Tanpa irah-irah tersebut, putusan hakim tak punya nilai apa-apa: non-executable,” jelas Nasir Djamil.
Maksudnya, lanjut dia, hakim dalam mengemban amanatnya tidak sekedar bertanggungjawab pada hukum, pada dirinya sendiri atau pada pencari keadilan. Akan tetapi juga mutlak harus bertangungjawab kepada Tuhan Sang Pencipta dan Pemilik Hukum.
“Hakim hakikatnya hanyalah perpanjang-tanganan Tuhan untuk menetapkan sebuah hukum,” sebut Nasir Djamil.
Namun demikian, legislator dari daerah pemilihan Aceh II meliputi Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, Bener Meriah, dan Aceh Tengah, menyatakan bahwa Hakim juga manusia yang memiliki tendensi melakukan kesalahan dalam upaya menghadirkan keadilan.
Sekedar diketahui , penyelenggaraan Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin, Pimpinan Lembaga Negara, Ketua Mahkamah Agung Negara-negara Sahabat dan Para Hakim dan Seluruh Pejabat Struktural.
Turut hadir mendampingi di Istana Negara antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasia Yasonna Laoly.***
