Iklan

Ormas Islam Berbasis Dayah Sepakat Usulkan Abu Krueng Kalee dan Abuya Muda Waly jadi Pahlawan Nasional

MohdS
8/29/23, 02:57 WIB Last Updated 2023-08-28T19:59:46Z


Banda Aceh -  DPP ISAD Aceh bersama Tastafi Kota Banda Aceh dan HIPSI Aceh menggelar acara Kajian Aktual Tastafi, Minggu malam (27/8/2023)  di hotel Kyriad Muraya Banda Aceh.


Acara yang dipandu oleh Guru Besar UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.A menghadirkan 4 orang narasumber dengan pemaparan materi yang berbeda-beda tapi masih dalam satu tema yang sama terkait  Kontribusi Besar Ulama Aceh dalam Mewujudkan dan Merawat Kemerdekaan Indonesia. Acara ini mendapat dukungan penuh dari  Hotel Kyriad Muraya dan Bank Syariah Indonesia (BSI).


Ketua Umum DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Mustafa Husen Woyla, S.Pd.I dalam sambutannya mengatakan bahwa tema yang diangkat malam ini terkait "Kontribusi Besar Ulama Aceh dalam Mewujudkan dan Merawat Kemerdekaan Indonesia" karena saat ini masih dalam suasana Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke 78.


Tgk Mustafa Husein Woyla menegaskan bahwa saat ini ada dua ulama besar Aceh yang patut dan layak mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional, mengingat kontribusi besar keduanya untuk Bangsa Indonesia. Kedua ulama tersebut adalah Abuya Muda Waly dan Abu Hasan Krueng Kalee.


Namun menurut Mustafa Woyla, saat ini peran kedua ulama Aceh ini belum maksimal diangkat ke permukaan publik, sehingga sudah sepatutnya berbagai elemen di Aceh mendiskusikan peran dan kontribusi keduanya agar mendapat pengakuan dari  Pemerintah Republik Indonesia untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.


Tgk Mustafa Husein Woyla mengatakan, saat dirinya berdiskusi dengan beberapa tokoh nasional di Jakarta, disebutkan bahwa Abuya Muda Wali dan Abu Hasan Krueng Kalee sudah layak dianugerahi tokoh Pahlawan Nasional, dengan catatan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.


"Saat  ini Alhamdulillah sudah ada delapan orang yang dianugerahi gelar pahlawan nasional, hanya satu ulama, yakni Teungku Chik di Tiro atau yang bernama asli Muhammad Saman. Ada pun yang lain Para raja dan pejuang serta dari militer. Maka kami nilai,disinilah yang menjadi titik awal kontribusi kedua tokoh dari dayah/pesantren ini layak di anugerahi pahlawan nasional," ujarnya .


Ulama Muda Aceh, Abuya Habibi Muhibuddin Waly Al Khalidi menjadi pemateri pertama dan penyampaiannya fokus pada nasionalisme Abuya Muda Wali.


Abuya Habibi mengatakan, mengutip dari beberapa sumber buku yang ditulis langsung oleh murid Abuya Muda Wali, seperti Abu Syihabuddin Syah, Abu Adnan Bakongan selaku sahabat karib Abuya Muda Wali yang juga termasuk muridnya, ada beberapa data yang menyebutkan bahwa Abuya Muda Wali disamping sebagai seorang ulama besar juga seorang nasionalis.


Dikatakan tentang nasionalis Abuya Muda Wali juga diakui oleh sejumlah tokoh nasional waktu itu, diantaranya Gubernur Sumatera Utara pertama, Sutan Mohammad Amin Nasution atau yang lebih dikenal SM Amin. Disebutnya bahwa Abuya Muda Wali punya jasa besar dalam kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam menciptakan keamanan kembali di Aceh pasca kemerdekaan.


"Intinya, dari beberapa literasi yang ada, banyak sekali kontribusi besar Abuya Muda Wali terhadap Republik Indonesia," sebut Abuya Habibi.


Pemateri kedua Tgk M.Yusuf Al-Qardhawy, SHI, CPM, MH
Ketua Senior DPP ISAD Periode 2008 – 2012 – Periode 2012 – 2018, menyampaikan peran Ulama Aceh terhadap perlawanan penjajahan Belanda telah diakui oleh dunia. Kuatnya perlawanan Aceh karena Ulama dan Habaib yang mampu menggerakkan para santri dan pengikutnya untuk berjuang mempertahankan kedaulatan Aceh dari tangan penjajah Belanda.


Pemateri Ketiga: Letkol Mulyadi, S.T, M.I.Pol, M.Tr (Han), Kalakbintal Iskandar Muda yang mewakili Pangdam Iskandar Muda.


Materi yang diangkat adalah tentang Peran ulama dan santri sangat besar terhadap kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini bisa kita lihat catatan sejarah.


Perlu juga diketahui bahwa kita punya UU yang didalamnya dituliskan "atas berkat ramat dan anugerah Allah/Yang Maha Kuasa. Ini menandakan bahwa ada campur tangan Allah dalam Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Campur tangan Allah di sini adalah melalui perjuangan orang-orang yang dicintainya yaitu para ulama dan pejuang. NKRI kuat karena ada kesepakatan dan pijakan yang kuat dari para ulama di seluruh Nusantara.


Pemateri Kempat: Dr. H. Tgk. Mutiara Fahmi, LC, MA (Akademisi  UIN Arraniry dan Ulama) dalam penyampaiannya mengatakan kenapa ulama itu harus membela negara? Prinsip kemerdekan, prinsip kenegaraan, ini adalah bagian dari ajaran kita Islam.


Ada banyak peran besar ulama Aceh dalam hal politik saat kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya Abu Hasan Krueng Kalee dan Abuya Muda Wali. Salah satunya ada maklumat ulama Aceh yang ditandatangani pada 15 Oktober 1945. Maklumat ini ditandatangani oleh Abu Hasan Krueng Kalee, Abu Ja'far Shiddiq Lamjabat, Abu Ahmad Hasballah Indrapuri, dan juga Abu Daud Beureueh.


Adapun peran Abu Hasan Krueng Kalee dalam menjaga kemerdekaan ketika ada perang cumbok, sebelum pecah peperangan, Abu Krueng Kalee  mendatangi  Teuku Daud Cumbok untuk tidak berperang.


Perlu ditegaskan juga, bukannya ulama atau Abu Krueng Kalee bersikap plin-plan, artinya, pada awal ia mengeluarkan maklumat melawan belanda mendukung kemerdekaan, namun pada 20 Maret 1949  Gedung Setan  ketika mendapat surat dari  Dr. Tengku Mansur atau Tengku Mansoer, Wali Negara Sumatra Timur, sebagai bagian dari Republik Indonesia Serikat.mengajak menjadi negara federasi Sumatera.


Ketika itu ada tiga pendapat, pertama menjadi negara federasi Sumatera, kedua dari Abu Krueng Kalee Aceh berdiri sendiri dan ketiga  Teuku Daud Beureuh tetap bersama NKRI. Namun sayang ketika Aceh merasa dikhiati Soekarno  Teuku Daud Beureuh membuat Gerakan DI TII untuk kembali peisah dari NKRI.
Ketika Teuku Beureuh mengajak Abu Krueng Kalee bergabung ke pergerakannya, juga sesuai dengan  pandangan fikih siasahnya , bukan kepentingan politik sesaat.
Abu Krueng Kalee menolak dengan kata yang popular sampai hari ini  “ta peuek geulayang wate na angen”. (MS).

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ormas Islam Berbasis Dayah Sepakat Usulkan Abu Krueng Kalee dan Abuya Muda Waly jadi Pahlawan Nasional

Terkini

Adsense