Kazan – Tiga Perguruan Tinggi Aceh resmi menjalin hubungan kerjasama dengan Kazan State Power Engineering University (KSPEU), yang merupakan universitas milik Republik Tatarstan, Negara Bagian dari Federasi Rusia.
Legalitas kerjasama tersebut seperti tertuang dalam MoU antara Rektor KSPEU Edvard Abdullazyanov dengan Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, dan Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh.
Disaksikan Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar, penandatanganan MoU hasil penjajakan sejak 2022 lalu, berlangsung di KSPEU, Kota Kazan, Ibukota Republik Tatarstan, Rabu 26 Juni 2024.
“MoU ini menjadi bagian penting membangun kegiatan kolaboratif, pertukaran mahasiswa dan dan dosen, program beasiswa, dan transfer pengetahuan dan teknologi,” kata Wali Nanggroe.
Selain itu, Wali Nanggroe juga menyampaikan bahwa kerjasama dengan kampus-kampus negeri di Republik Tatarstan, menjadi indikasi ada kesamaan sejarah dan politik antara Aceh dan Republik Tatarstan.
Untuk diketahui, Republik Tatarstan adalah salah satu wilayah otonomi di Rusia yang diberikan kewenangan penuh dalam melakukan pengelolaan pemerintahannya.
Kazan merupakan kota ketiga terbesar di seluruh Federasi Rusia, setelah Moscow dan St Petersburg.
“Aceh bisa belajar bagaimana melakukan pengelolaan otonomi khusus secara baik, termasuk membangun kerja sama pendidikan dengan kampus luar negeri,” tambah Wali Nanggroe.
Sementara itu, Rektor KSPEU, Edvard Abdullazyanov, menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Wali Nanggroe, beserta pimpinan universitas di Aceh, yang telah berinisiatif membangun kerjasama dengan pihaknya.
“Inisiatif yang telah dilakukan oleh Wali Nanggroe Aceh sejak 2022 telah mulai memiliki hasil seperti saat ini,” kata Edvard.
Dalam sambuta resminya, Edvard menjelaskan, bahwa di Republik Tartastan, Islam, Yahudi, dan Kristen Ortodoks tumbuh bersamaan dan hidup berdampingan selama ratusan tahun.***