Banda Aceh - Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dr Bambang Wibowo SpOG (K) MARS, melantik Dr dr Azharuddin SpOT, K-Spine FICS sebagai Ketua PERSI Wilayah Aceh Periode 2022-2025.
Pelantikan dilaksanakan di Ruang Sigli lantai 2 Kryiad Muraya Hotel Banda Aceh, Sabtu (21/5/2022).
Pada saat yang sama dilantik pula Dr dr Isra Firmansyah SpA sebagai Ketua Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit Indonesia (MAKERSI) Wilayah Aceh Periode 2022-2025.
Dr Isra Firmansyah saat ini menjabat Direktur Rumah Sakit dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, di samping Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK).
Sedangkan Dr Azharuddin SpOT, selain Dosen FK USK juga pernah menjabat Direktur RSUZA Banda Aceh.
Saat melantik Ketua PERSI dan Ketua MAKERSI Wilayah Aceh, Ketua Umum PERSI didampingi oleh Ketua MAKERSI, Prof Dr dr Agus Purwadianto DFM, SH, MSi, SpF(K).
Pelantikan tersebut juga ditandai dengan penyerahan pataka dari Ketua Umum PERSI kepada Ketua PERSI Wilayah Aceh, pembacaan pakta integritas, dan penyematan pin PERSI secara simbolis oleh Ketua Umum PERSI kepada Ketua PERSI dan Ketua MAKERSI Aceh.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PERSI, Bambang Wibowo mengatakan, PERSI merupakan rumah bersama bagi pengelola rumah sakit untuk bekerja dengan baik, bersinergi, dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Semua komponen dalam manajemen rumah sakit, menurut Bambang Wibowo, harus berkomitmen untuk bisa berkontribusi dalam perbaikan pelayanan kerumahsakitan dari waktu ke waktu.
"Hal ini pula yang kita harapkan terlaksana dengan optimal di Aceh, sehingga pasien dari Aceh tidak sampai lebih tertarik pada rumah sakit di daerah tetangga atau bahkan ke luar negeri," kata Bambang Wibowo.
Ia tambahkan bahwa PERSI merupakan organisasi mitra pemerintah. Sama sekali tidak berseberangan dengan pemerintah.
Organisasi ini juga dapat memberikan informasi dan rekomendasi terkait tata kelola rumah sakit yang diperlukan oleh Pemerintah Aceh, satker, dinas, maupun pihak lainnya di daerah ini.
"Mari kita jadikan wadah ini sebagai pengungkit kualitas layanan kerumahsakitan. Bisa juga untuk peningkatan karier dan menambah wawasan, tetapi yang lebih penting adalah untuk menjadikan semua kita dokter yang baik," kata Bambang Wibowo.
Sementara itu, Ketua MAKERSI, Prof Dr dr Agus Purwadianto DFM mengatakan, profesi dokter merupakan profesi yang sangat menghargai kehidupan.
Dalam menjalani profesi yang mulia itu diperlukan etika. Etika ini untuk mengabadikan kebaikan dan menuntun dokter agar tidak menyimpang dalam menjalankan profesinya.
Bila dokter dan tenaga kesehatan di sebuah rumah sakit baik dan bekerja profesional, lanjut Prof Agus, maka manajerial pun akan berperilaku lebih baik. Kebaikan itu akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Jadi, apa yang kita lakukan sebagai dokter maupun direksi rumah sakit haruslah berorientasi pada mutu layanan dan keselamatan pasien, juga keselamatan kita sebagai dokter," imbuhnya.
Sebelumnya, seusai dilantik, Dr dr Azharuddin juga menyampaikan sambutan singkat. Ia sebutkan bahwa kepengurusan PERSI Wilayah Aceh terdiri atas lima kompartemen dan lima koordinatorat.
Masing-masing kompartemen dia harapkan bekerja optimal sesuai bidangnya untuk meningkatkan kualitas layanan dan akreditasi seluruh rumah sakit di Aceh.
Ia berharap dan menargetkan paling lama akhir tahun 2024 seluruh rumah sakit di Aceh yang jumlahnya 71 buah itu 100 persen sudah terakreditasi.
Azharuddin juga mengingatkan bahwa Aceh seperti halnya beberapa provinsi lain merupakan daerah yang rawan bencana.
Oleh karenanya, rumah sakit dan kompartemen terkait di PERSI Wilayah Aceh perlu kesiapan setiap saat dalam menghadapi dampak bencana ini.
Bagian lain yang digarisbawahi Azharuddin adalah pentingnya kelayakan renumerasi di setiap rumah sakit, baik milik pemerintah maupun rumah sakit swasta di Aceh.
Selain itu, hal yang juga tak kalah pentingnya, menurut Azhar, adalah aspek 'good governance' dan 'good ethical governance' dalam pelayanan rumah sakit di Aceh.
Terakhir ia harapkan bisa tetap terjalin komunikasi yang baik antara Pengurus PERSI Pusat dan Wilayah Aceh secara 'bottom up' maupun 'top down' dan bisa terus bersinergi untuk kemaslahatan bersama.
Dalam kepengurusan PERSI Wilayah Aceh, Dr Azharuddin didampingi oleh dr Emiralda MKes sebagai sekretaris dan dr Cut Rika Maharani SpOG sebagai bendahara.
Selain diperkuat oleh lima kompartemen dan lima koordinatorat, struktur pengurus PERSI Aceh juga memiliki dewan pembina yang antara lain terdiri atas Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh.
Seusai pelantikan Pengurus PERSI dan MAKERSI Wilayah Aceh Periode 2022-2025 acara dilanjutkan denga Seminar Nasional Dampak Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 terhadap Implementasi Akreditasi Rumah Sakit.
Seminar ini dibahani oleh Ketua Umum PERSI Pusat, Ketua MAKERSI Pusat, dan Dr Tri Hesti Widyastoeti SpM MPH selaku Sekretaris Umum Persi Pusat
Sesi seminar ini dipandu langsung oleh Dr Azharuddin selaku Ketua PERSI Wilayah Aceh.
Sorenya, masih di tempat yang sama, acara dilanjutkan dengan rapat kerja dan diakhiri dengan presentasi program kerja masing-masing kompartemen.***