NOA | Banda Aceh - Luar biasa, itulah kata yang patut disebutkan kepada lima
pelajar Aceh yang dinyatakan lolos dan berhak mewakili Indonesia pada ajang
International Invention and Innovation Competition (InIIC) tahun 2020 di Kuala
Lumpur, Malaysia. Perlu diketahui bahwa Provinsi Aceh melalui SMAN 1 Simpang
Kiri, Kota Subulussalam merupakan SMA dengan tim paling banyak yang mewakili
Indonesia dalam ajang yang diikuti seluruh negara di dunia.
Adapun tiga tim peneliti muda Aceh yang sukses lolos ke tingkat Internasional
yaitu :
Dwinta Nurul Fadillah Bintang (SMA Negeri 1 Simpang Kiri) dengan judul
penelitian : “Kebaferan (Kepok Banana Flour Indonesian) Sebagai Solusi
Alternatif Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Tepung Terigu Aromatik Dalam
Pembuatan Donat Pada Masa Pendemik Covid 19”.
Lalu, Wahdana Apriyani dan Dita Ariyani (SMA Negeri 1 Simpang Kiri) dengan
judul penelitian: “Optimalisasi Pemanfaatan Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle)
Dan Gambir (Uncaria Rubiaceae) Pada Pembuatan Sabun Cuci Piring Berbahan Dasar
Minyak Jelantah Yang Alami Dan Ramah Lingkungan”.
Kemudian Nabila Gajah dan Siti Asiah (SMA Negeri 1 Simpang Kiri), dengan judul
penelitian : “Uji Organoleptik Pada Susu Kemasan Terfortifikasi Kalsium Limbah
Cangkang Telur Ayam Ras”.
Informasi lolosnya mereka didapatkan setelah pihak penyelenggara dari
Indonesia Scientific Society (ISS) mengumumkan nama keenam jawara dari Aceh
yang berhak bertarung di even tingkat internasional yang akan diselenggarakan
pada 30 Oktober 2020 di Malaysia.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs H Rachmat Fitri HD, MPA, didampingi Kepala
UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal, S.Sos, MM, Jumat (16/10/2020) kepada media
di Banda Aceh menyampaikan rasa bangganya kepada para pelajar yang telah
mengharumkan nama Aceh dikancah nasional.
“Hari ini membuktikan bahwa kerja keras kita bersama selama ini sudah mulai
membuahkan hasil yang maksimal. Meskipun pada saat ini proses belajar mengajar
berada pada kondisi upnormal, justru prestasi anak-anak kita semakin
membanggakan,” katanya.
Menurut Kadisdik Aceh, ini merupakan buah dari kesungguhan dari pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan muridnya selama ini. Ini merupakan bukti bahwa
pandemic Covid 19 bukan penghalang bagi pelajar Aceh untuk berprestasi.
“Malah pada kondisi saat ini, banyak pelajar Aceh yang telah sukses mengukir
prestasi hingga tingkat internasional. Tidak terbatasi ruang dan waktu. Ketika
saat ini mulai mengandalkan IT, maka pelajar Aceh sudah melalui proses
pendidikan dengan baik, maka akan lahirlah prestasi yang membanggakan,” ungkap
Haji Nanda sapaan akrab beliau.
Dinas Pendidikan Aceh, lanjutnya telah menawarkan beragam pola pembelajaran
agar pemenuhan kecukupan proses pembelajaran dapat terpenuhi. Dia meminta
kepada para kepala sekolah dan guru untuk dapat membimbing secara khusus para
pelajar yang akan dan sedang mengikuti perlombaan, baik di tingkat nasional
maupun internasional.
“Banyak pola pembelajaran yang bisa dijalankan saat ini, termasuk mengajak
secara bersama Babinkantibmas dan Babinsa untuk membantu mensukseskan
pendidikan di masa pandemic Covid 19. Kita harus berkolaborasi didalam
mensukseskan pendidikan ini,” ucapnya.
Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli, M.Pd, mengatakan International
Invention and Innovation Competition (InIIC) 2020 merupakan ajang bergengsi
tingkat Internasional bagi seluruh cendekiawan muda bertalenta dalam bidang
penelitian.
“Kompetisi ini bertujuan untuk mencari ide atau solusi yang dapat digunakan
dalam mengatasi permasalahan dalam berbagai bidang seperti pangan, teknologi,
pendidikan dan lainnya,” ujarnya.
Pada tahun ini, InIIC 2020 mengusung tema "Changing Lives in Brilliant Ways"
dengan berbagai jenjang penelitian mulai dari jenjang pelajar, mahasiswa,
dosen maupun peneliti profesional di seluruh penjuru dunia. InIIC 2020
diselenggarakan oleh MMNF publisher bekerja sama dengan University of Malaya
dan ASAP.
“Dikarenakan pandemic Covid 19, pada tahun ini kompetisi akan dilakukan secara
daring. Adalah suatu hal yang sangat membanggakan bagi kami SMAN 1 Simpang
Kiri untuk dapat mengikuti kompetisi paper tingkat Internasional ini melalui
seleksi yang dilakukan oleh ISS (Indonesia Scientific Society) pada program
LEKTRIN,” ungkapnya.
LEKTRIN merupakan singkatan dari Seleksi Tim Riset Indonesia. Sebelumnya ISS
merupakan wadah bagi seluruh peneliti muda yang bergerak dalam pembinaan serta
memfasilitasi peneliti Indonesia untuk mengikuti kompetisi tingkat
Internasional.
“Sebelumnya ketiga penelitian tersebut sudah dilakukan pada bulan
Juli-September 2020. Alhasil, pada tanggal 02 Oktober 2020 diumumkan
bahwasanya SMAN 1 Simpang Kiri akan mengikuti kompetisi Paper Tingkat
Internasional yaitu InIIC 2020 di Malaysia dengan 3 tim peneliti serta ide
terbaiknya,” jelasnya.
Zulkifli menambahkan perlu diketahui bahwa SMAN 1 Simpang Kiri merupakan SMA
dengan tim paling banyak yang mewakili Indonesia dalam ajang yang bergengsi
ini. Banyak hal yang perlu dipersiapkan seperti paper lengkap, poster menarik
dan video presentasi yang akan menjadi bahan penilaian utama oleh tim juri
InIIC 2020.
“Semua materi dituliskan dalam Bahasa Inggris dan pada akhirnya seluruh karya
penelitian akan dipublikasikan dalam jurnal yang ternama di Dunia. Kami mohon
doa kepada seluruh rakyat Indonesia khususnya rakyat Aceh agar kita dapat
meraih kesuksesan dan membawa pulang medali emas untuk Indonesia. Salam
peneliti muda,” tutup Kabid Pembinaan SMA dan PKLK Disdik Aceh. []