Sampul Buku Jejak Dakwah Sultan Malikussaleh Karya Hamdani Mulya |
NOA | Aceh Utara- Hamdani Mulya kembali menoreh karya buku
berjudul Jejak Dakwah Sultan Malikussaleh Permata Ilmu dari Aceh. Guru
SMAN 1 Lhokseumawe ini menulis kisah jejak kegemilangan sejarah Kerajaan
Samudra Pasai dalam sebuah buku yang terbilang bagus.
"Buku
Jejak Dakwah Sultan Malikussaleh saya tulis sebagai referensi
pembelajaran sejarah, agar para generasi muda memahami bahwa nenek
moyang kita dulu merupakan keturanan bangsa yang disegani dan dihormati
oleh bangsa-bangsa luar," ungkap Pak Ham, sapaan akrab guru Bahasa dan
Sastra Indonesia itu kepada NOA, Senin, (16/11/2020).
Buku
besutan Hamdani Mulya merupakan karya yang layak menjadi rujukan guru
sejarah, siswa, dosen, dan mahasiswa sebagai panduan pembelajaran
sejarah di tanah air.
"Sultan
Malikussaleh adalah seorang pemimpin, negarawan sejati. Dibawah
kepemimpinannya Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kemajuan, Aceh
gemilang dengan kemajuan peradaban ilmu pengetahuan yang tinggi. Untuk
melestarikan khazanah tamadun peninggalan bersejarah itulah buku ini
saya tulis," Pak Ham menjelaskan.
Buku
ini diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, setelah
lulus seleksi naskah oleh para ahli. Mulai meluncur pada bulan November
2020.
Hamdani Mulya sosok
penulis buku ini merupakan putra asli Pasai, dilahirkan di desa Paya
Bili, Kec. Meurah Mulia, Kab. Aceh Utara 10 Mai 1979 mengecap pendidikan
di SMAN 1 Samudra Geudong tahun 1995-1998. Ia sangat tertarik menulis
sejarah Samudra Pasai sebagai tanda cinta kepada tanah leluhurnya.
Buku
karya Hamdani lulusan Universitas Syiah Kuala tahun 2003 ini berjumlah
108 halaman dan diberikan kata pengantar oleh Kepala Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Aceh.
"Terimakasih
saya ucapkan kepada Bapak Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh,
kepada Bapak Imam Muhajir yang telah memproses buku sampai terbit, dan
kepada semua pihak yang mendukung terbitnya buku ini," pungkas Pak Ham.
Buku
Jejak Dakwah Sultan Malikussaleh juga bercerita tantang tokoh dunia
yang pernah berkunjung ke Samaudra Pasai seperti Ibnu Bathutah. Serta
merekam jejak peninggalan sejarah seperti etnografika, filologika,
numismatika, dan historika koleksi Museum Islam Samudra Pasai. [MSL]